Aku bersaksi bahwa tiada ilah (yang berhak diibadahi) melainkan hanya Allah, yang tiada sekutu bagi-Nya. Dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan RAsul-Nya
Amma ba'du,
Menuntut ilmu merupakan kewajiban setiap muslim selain itu juga termasuk sebuah ibadah yang mulia di sisi Allah -azza wa jalla-. Tak seorang pun yang pandai tanpa menuntut ilmu dan tak seorangpun faham akan suatu masalah kecuali dengan ilmu. Terlebih lagi dengan ilmu syar e yang mana seseorang dapat mendapat berbagai ilmu tentang dunia dan akhirat. sebagaimana dinyatakan oleh Rasulullah -Shallallâhu 'Alaihi Wasallam- dalam sabdanya : "Barang siapa menempuh jalan untuk menuntut ilmu, maka Allah akan memudahkan baginya jalan menuju Surga" (HR. Muslim)
Bahakan, orang yang berilmu akan ditinggikan derajatnya oleh Allah subhanahu wa ta'ala sebagai mana firmannya dalam QS. Al-Mujaadilah : 11
"...Niscaya Alllah akan meninggikan orang-orang yang beriman diantaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat..."
Kedua dalil tersebut cukup untuk kita bisa menguatkan niat dan kesungguhan untuk menuntut ilmu syar i saat ini. Hal ini karena pada saat ini banyak dikalangan pemuda yang telah enggan dan tidak peduli akan ilmu agamanya. Bahakan mereka menganggap remeh perkara agamanya. Padahal tujuan mereka diciptakan di dunia adalah untuk beribadah kepada Allah subhanahu wa ta'ala sesuai dalam firman-Nya :
“Dan tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku” (QS. Adz Dzariyat: 56).
Nah bagaimana kita bisa beribadah sementara kita tidak mengetahui ilmu untuk beribadah?
apakah kita beribadah sesuai dengan tradisi atau kebiasaan ?
apakah kita beribadah sesuai dengan tradisi atau kebiasaan ?
atau
apakah kita tidak membutuhkan ibadah kepada Allah subhanahu wa ta'ala ?
apakah kita tidak membutuhkan ibadah kepada Allah subhanahu wa ta'ala ?
Dengan adanya kesadaran bahwa seorang diciptakan hanya untuk beribadah dan dengan menuntut ilmu kita bisa tau cara beribadah. maka seseorang harus menuntut ilmu sesuai dengan Rasul Allah yang menyampaikan yaitu Rasulullah -Shallallâhu 'Alaihi Wasallam- dengan mengikuti sunnah-sunnahnya yang telah diajarkan kepada para Sahabat Ridhallahuajmain. Sebagaimana telah bersabda beliau -Shallallâhu 'Alaihi Wasallam-"... berpegang teguh dengan Sunnahku dan Sunnah Khulafâ Râsyidîn yang
mendapat petunjuk. Peganglah erat-erat dan gigitlah dia dengan gigi
geraham kalian...." (HR. Ahmad )
“Ikutilah sunnahku dan sunnah Khulafaur Rasidin sesudahku (Abu Bakar ash-Shiddiq, Umar bin Khathab, Utsman bin ‘Affan dan Ali bin Abi Thalib).”
Dari artikel Buku Putih Syaikh Muhammad Bin Abdul Wahab (2) — Muslim.Or.Id – Memurnikan Aqidah Menebarkan Sunnah by null
“Ikutilah sunnahku dan sunnah Khulafaur Rasidin sesudahku (Abu Bakar ash-Shiddiq, Umar bin Khathab, Utsman bin ‘Affan dan Ali bin Abi Thalib).”
Dari artikel Buku Putih Syaikh Muhammad Bin Abdul Wahab (2) — Muslim.Or.Id – Memurnikan Aqidah Menebarkan Sunnah by null
Dari artikel Buku Putih Syaikh Muhammad Bin Abdul Wahab (2) — Muslim.Or.Id – Memurnikan Aqidah Menebarkan Sunnah by null
Dari artikel Buku Putih Syaikh Muhammad Bin Abdul Wahab (2) — Muslim.Or.Id – Memurnikan Aqidah Menebarkan Sunnah by null
Maka seseorang yang ingin menuntu ilmu agama haruslah sesuai dengan apa yang telah dicontohkan oleh Rasulullah -Shallallâhu 'Alaihi Wasallam- dan para Sahabatnya.
APA SUSAHNYA ???
Pertanyaan ini muncul dari fikiran ketika melihat mudahnya mencari sumber-sumber untuk belajar ilmu agama.
- Berapa banyak majelis ilmu yang ada di Masjid-masjid namun betapa sedikit pemuda di sana
- Betapa banyak ustadz yang mengajar namun betapa banya muridnya yang bukan pemuda
- Betapa banyak pemuda yang lalai akan akhiratnya namun betapa sedikit pemuda yang zuhud terhadap dunianya.
- Betapa banyak website ustadz, syaikh, dan ulama salaf yang tersebar secara bebas di internet namun betapa sedikit pemuda yang menyadarinya.
Kemana engaku wahai PEMUDA ketika adzan dikumandangakan, betapa sedikit pemuda yang pergi ke Masjid.
Kemana engkau wahai PEMUDA ketika agamamu membutuhkan perjuanganmu untuk meneruskan dakwah ini.
- Apa susahnya meluangkan waktu 1 jam per hari untuk mempelajari ilmu agama?
- Apa susahnya meluangkan wakti 15 menit untuk membaca Al Qur'anul karim ?
- Apa susahnya pergi ke Masjid sebagai bekal di Akhiratmu ?
- Apa susahnya menghadiri majelis ilmu untuk kebaikan diri dan agamamu ?
KEMANA ENGKAU PEMUDA?
APA SUSAHNYA MELUANGKAN WAKTUMU ?
APA SUSAHNYA MELUANGKAN WAKTUMU ?
Apakah engaku tidak mengetahiu sabda Rasulullah -Shallallâhu 'Alaihi Wasallam- “Tidak akan bergesar kaki seorang manusia dari sisi Allah, pada hari
kiamat (nanti), sampai dia ditanya (dimintai pertanggungjawaban) tentang
lima (perkara): tentang umurnya untuk apa dihabiskannya, masa mudanya digunakan untuk apa, hartanya dari mana diperoleh dan ke mana dibelanjakan, serta bagaimana di mengamalkan ilmunya” (HR at-Tirmidzi )
dan juga Rasulullah -Shallallâhu 'Alaihi Wasallam- bersabda “Ada tujuh golongan manusia yang akan dinaungi oleh Allah dalam naungan (Arsy-Nya) pada hari yang tidak ada naungan (sama sekali) kecuali naungan-Nya: …Dan seorang pemuda yang tumbuh dalam ibadah (ketaatan) kepada Allah …”
dan juga Rasulullah -Shallallâhu 'Alaihi Wasallam- bersabda “Ada tujuh golongan manusia yang akan dinaungi oleh Allah dalam naungan (Arsy-Nya) pada hari yang tidak ada naungan (sama sekali) kecuali naungan-Nya: …Dan seorang pemuda yang tumbuh dalam ibadah (ketaatan) kepada Allah …”
سَبْعَةٌ يُظِلُّهُمُ اللَّهُ فِى ظِلِّهِ يَوْمَ لاَ ظِلَّ إِلاَّ ظِلُّهُ … وَشَابٌّ نَشَأَ فِى عِبَادَةِ رَبِّهِ»
“Ada tujuh golongan manusia yang akan dinaungi oleh Allah dalam naungan (Arsy-Nya) pada hari yang tidak ada naungan (sama sekali) kecuali naungan-Nya: …Dan seorang pemuda yang tumbuh dalam ibadah (ketaatan) kepada Allah …” (HR al-Bukhari (no. 1357) dan Muslim (no. 1031). )
Renungkanlah Wahai Pemuda.
وصلى الله وسلم وبارك على نبينا محمد وآله وصحبه أجمعين، وآخر دعوانا أن الحمد لله رب العالمين
“Tidak akan bergesar kaki seorang manusia dari sisi Allah, pada hari kiamat (nanti), sampai dia ditanya (dimintai pertanggungjawaban) tentang lima (perkara): tentang umurnya untuk apa dihabiskannya, masa mudanya digunakan untuk apa, hartanya dari mana diperoleh dan ke mana dibelanjakan, serta bagaimana di mengamalkan ilmunya”
“Tidak akan bergesar kaki seorang manusia dari sisi Allah, pada hari
kiamat (nanti), sampai dia ditanya (dimintai pertanggungjawaban) tentang
lima (perkara): tentang umurnya untuk apa dihabiskannya, masa mudanya digunakan untuk apa, hartanya dari mana diperoleh dan ke mana dibelanjakan, serta bagaimana di mengamalkan ilmunya”Renungkanlah Wahai Pemuda.
وصلى الله وسلم وبارك على نبينا محمد وآله وصحبه أجمعين، وآخر دعوانا أن الحمد لله رب العالمين
“Tidak akan bergesar kaki seorang manusia dari sisi Allah, pada hari kiamat (nanti), sampai dia ditanya (dimintai pertanggungjawaban) tentang lima (perkara): tentang umurnya untuk apa dihabiskannya, masa mudanya digunakan untuk apa, hartanya dari mana diperoleh dan ke mana dibelanjakan, serta bagaimana di mengamalkan ilmunya”
Dari artikel Pemuda yang Mendapatkan Naungan Allah — Muslim.Or.Id – Memurnikan Aqidah Menebarkan Sunnah by null “Tidak akan bergesar kaki seorang manusia dari sisi Allah, pada hari kiamat (nanti), sampai dia ditanya (dimintai pertanggungjawaban) tentang lima (perkara): tentang umurnya untuk apa dihabiskannya, masa mudanya digunakan untuk apa, hartanya dari mana diperoleh dan ke mana dibelanjakan, serta bagaimana di mengamalkan ilmunya”
Dari artikel Pemuda yang Mendapatkan Naungan Allah — Muslim.Or.Id – Memurnikan Aqidah Menebarkan Sunnah by null
Kota Denpasar, 11 Jumadil Akhir 1433 H
Penulis : عب الرحمن اس ستي
Penulis : عب الرحمن اس ستي
“Tidak akan bergesar kaki seorang manusia dari sisi Allah, pada hari
kiamat (nanti), sampai dia ditanya (dimintai pertanggungjawaban) tentang
lima (perkara): tentang umurnya untuk apa dihabiskannya, masa mudanya digunakan untuk apa, hartanya dari mana diperoleh dan ke mana dibelanjakan, serta bagaimana di mengamalkan ilmunya”
idak
akan bergesar kaki seorang manusia dari sisi Allah, pada hari kiamat
(nanti), sampai dia ditanya (dimintai pertanggungjawaban) tentang lima
(perkara): tentang umurnya untuk apa dihabiskannya, masa mudanya digunakan untuk apa, hartanya dari mana diperoleh dan ke mana dibelanjakan, serta bagaimana di mengamalkan ilmunya”Dari artikel Pemuda yang Mendapatkan Naungan Allah — Muslim.Or.Id – Memurnikan Aqidah Menebarkan Sunnah by null“Tidak akan bergesar kaki seorang manusia dari sisi Allah, pada hari kiamat (nanti), sampai dia ditanya (dimintai pertanggungjawaban) tentang lima (perkara): tentang umurnya untuk apa dihabiskannya, masa mudanya digunakan untuk apa, hartanya dari mana diperoleh dan ke mana dibelanjakan, serta bagaimana di mengamalkan ilmunya”
Dari artikel Pemuda yang Mendapatkan Naungan Allah — Muslim.Or.Id – Memurnikan Aqidah Menebarkan Sunnah by null“Tidak akan bergesar kaki seorang manusia dari sisi Allah, pada hari kiamat (nanti), sampai dia ditanya (dimintai pertanggungjawaban) tentang lima (perkara): tentang umurnya untuk apa dihabiskannya, masa mudanya digunakan untuk apa, hartanya dari mana diperoleh dan ke mana dibelanjakan, serta bagaimana di mengamalkan ilmunya”
Dari artikel Pemuda yang Mendapatkan Naungan Allah — Muslim.Or.Id – Memurnikan Aqidah Menebarkan Sunnah by null“Tidak akan bergesar kaki seorang manusia dari sisi Allah, pada hari kiamat (nanti), sampai dia ditanya (dimintai pertanggungjawaban) tentang lima (perkara): tentang umurnya untuk apa dihabiskannya, masa mudanya digunakan untuk apa, hartanya dari mana diperoleh dan ke mana dibelanjakan, serta bagaimana di mengamalkan ilmunya”
Dari artikel Pemuda yang Mendapatkan Naungan Allah — Muslim.Or.Id – Memurnikan Aqidah Menebarkan Sunnah by null“Tidak akan bergesar kaki seorang manusia dari sisi Allah, pada hari kiamat (nanti), sampai dia ditanya (dimintai pertanggungjawaban) tentang lima (perkara): tentang umurnya untuk apa dihabiskannya, masa mudanya digunakan untuk apa, hartanya dari mana diperoleh dan ke mana dibelanjakan, serta bagaimana di mengamalkan ilmunya”
Dari artikel Pemuda yang Mendapatkan Naungan Allah — Muslim.Or.Id – Memurnikan Aqidah Menebarkan Sunnah by null“Tidak akan bergesar kaki seorang manusia dari sisi Allah, pada hari kiamat (nanti), sampai dia ditanya (dimintai pertanggungjawaban) tentang lima (perkara): tentang umurnya untuk apa dihabiskannya, masa mudanya digunakan untuk apa, hartanya dari mana diperoleh dan ke mana dibelanjakan, serta bagaimana di mengamalkan ilmunya”
Dari artikel Pemuda yang Mendapatkan Naungan Allah — Muslim.Or.Id – Memurnikan Aqidah Menebarkan Sunnah by null“Tidak akan bergesar kaki seorang manusia dari sisi Allah, pada hari kiamat (nanti), sampai dia ditanya (dimintai pertanggungjawaban) tentang lima (perkara): tentang umurnya untuk apa dihabiskannya, masa mudanya digunakan untuk apa, hartanya dari mana diperoleh dan ke mana dibelanjakan, serta bagaimana di mengamalkan ilmunya”
Dari artikel Pemuda yang Mendapatkan Naungan Allah — Muslim.Or.Id – Memurnikan Aqidah Menebarkan Sunnah by null“Tidak akan bergesar kaki seorang manusia dari sisi Allah, pada hari kiamat (nanti), sampai dia ditanya (dimintai pertanggungjawaban) tentang lima (perkara): tentang umurnya untuk apa dihabiskannya, masa mudanya digunakan untuk apa, hartanya dari mana diperoleh dan ke mana dibelanjakan, serta bagaimana di mengamalkan ilmunya”
“Tidak akan bergesar kaki seorang manusia dari sisi Allah, pada hari kiamat (nanti), sampai dia ditanya (dimintai pertanggungjawaban) tentang lima (perkara): tentang umurnya untuk apa dihabiskannya, masa mudanya digunakan untuk apa, hartanya dari mana diperoleh dan ke mana dibelanjakan, serta bagaimana di mengamalkan ilmunya”
Dari artikel Pemuda yang Mendapatkan Naungan Allah — Muslim.Or.Id – Memurnikan Aqidah Menebarkan Sunnah by null
Tidak ada komentar:
Posting Komentar